KPPU Kanwil I Hadiri Undangan Rapat Koordinasi Kenaikan Harga Telur dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

KPPU Kanwil I Hadiri Undangan Rapat Koordinasi Kenaikan Harga Telur dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

Medan (17/6) – Dalam rangka menindaklanjuti permasalahan kenaikan harga telur, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melakukan rapat koordinasi yang dihadiri oleh pelaku usaha peternakan ayam layer di Sumatera Utara dan jajaran Satgas Pangan Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan rapat koordinasi ini bertujuan untuk mempersiapkan data kebutuhan, produksi, dan harga telur guna mendapatkan masukan yang optimal dalam rapat.

Kepala Bulog Sumatera Utara, Arif Mandu menyampaikan bahwa Perum Bulog mendapat penugasan untuk menyediakan dan menyalurkan jagung subsidi kepada peternak sasaran. Jagung tersebut nantinya digunakan untuk pakan ternak. Pendataan para peternak layer yang memiliki populasi 11.000 ton ke bawah akan menerima bantuan jagung subsidi sebesar Rp 4.500/kg.

Arfan dari PT Hamparan Perak Utama (HPU) menanggapi penyebab naiknya harga telur saat ini karena kenaikan harga pakan dan harga minyak premium BBM, sehingga menambah cost produksi “Harga pokok produksi ke agen saat ini 22.500/kg,” pungkasnya. Penyebab lainnya yaitu adanya pengurangan populasi ayam petelur sehingga mengakibatkan supply dan demand. Sugianto selaku produsen telur menambahkan bahwa kenaikan harga telur ayam tidak bisa ditangani secara konvensional karena ini juga merupakan dampak dari pasca pandemi yang mengakibatkan beberapa bahan produksi pakan ternak mengalami kenaikan. “Harga jagung sebelumnya Rp 3.000-an per kilogram namun saat ini sudah mencapai Rp 6.000-an per kilogram,” tambahnya. Pemerintah harus memberikan solusi untuk mengatasi masalah ini dengan mempertimbangkan kelangsungan hidup peternak.

Fajar dari Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara menyampaikan bahwa saat ini Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi sebagai akibat dari endemic. Sejumlah sektor sedang mengalami kenaikan seperti energi, pangan, dan pupuk juga mengalami kenaikan yang mengakibatkan beberapa komoditas terjadi soft inflasi. Inflasi maupun deflasi itu tidak selamanya buruk agar tingkat ekonomi masyarakat tidak tergerus. Jika inflasi tinggi, Bank Indonesia akan menaikkan kebijakan moneter secara bertahap. Tercatat Inflasi telur tahunan Provinsi Sumatera Utara mencapai 9,67 persen yaitu 7,79 persen penyerapan di bulan Mei 2022.

Sebagai penutup Siti Zahara dari KPPU Kantor Wilayah I turut memberikan tanggapan bahwa salah satu tugas KPPU adalah melakukan penelitian dan memberikan saran pertimbangan kepada pemerintah. Saat ini KPPU sedang melakukan penelitan terkait kenaikan harga telur di Sumatera Utara. Menanggapi kenaikan harga telur dipengaruhi beberapa faktor antara lain faktor distribusi, namun faktor yang mendominasi saat ini adalah faktor produksi yaitu dipengaruhi oleh kenaikan harga pakan ternak yang mana juga berkorelasi dengan kenaikan komponen produksi pakan antara lain jagung, bungkil kedelai atau Soya Bean Meal (SBM), dan tepung daging atau Meat Bone Meal (MBM) yang sampai saat ini kita masih impor. Faktor lainnya juga yang mempengaruhi adalah akibat dari endemic, dimana hampir seluruh kegiatan usaha mulai dibuka lebar yang berpengaruh pada supply dan demand.

Kendala yang dihadapi oleh KPPU dalam melakukan penelitian ini adalah sulitnya mendapatkan data pangan di beberapa wilayah produksi kita. Sehingga sulit mengetahui jumlah asumsi permintaannya, dan juga persoalan–persoalan yang terjadi, seperti ketersediaan pakan, jagung, atau bungkil kedelai. Data pangan tersebut nantinya akan digunakan sebagai acuan penelitian dan melakukan analisa untuk menentukan arah kebijakan pangan kita ke depan.