Identifikasi Komoditas Pangan Penyumbang Inflasi, Kanwil III KPPU Lanjutkan Diskusi dengan DKUKMPP dan DKPPP Kota Cirebon
Cirebon (25/11) – Kota Cirebon menjadi salah satu kota penilaian Indeks Harga Konsumen (IHK) pada perhitungan laju inflasi Provinsi Jawa Barat. Untuk mendapatkan data dan informasi terkait komoditas penyumbang inflasi di Kota Cirebon, Kepala Bagian Kajian dan Advokasi Kanwil III KPPU, Mansur, bersama tim melakukan diskusi dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Kota Cirebon yang diwakili oleh Subkoordinator Bidang Perdagangan, Martini. Di hari yang sama, tim juga berdiskusi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon yang diwakili oleh Kepala Bidang Kerawanan dan Keamanan Pangan, Elmi Masruroh.
Berdasarkan data BPS, inflasi Cirebon pada Oktober 2022 mencapai 0,10%. Meskipun inflasi, angka tersebut lebih kecil dibandingkan angka presentasi nasional dan Provinsi Jawa Barat. “Oleh sebab itu kami berkunjung ke DKUKMPP dan DKPPP Cirebon untuk berdiskusi terkait kiat-kiat mengatasi laju inflasi yang rendah, apa saja komoditas penyumbang inflasi, asal pasokan, ketersediaan, model tata niaga dan distribusinya serta siapa pelaku usahanya,” ujar Mansur.
Martini dari DKUKMPP dalam kesempatannya menyampaikan bahwa inflasi yang rendah tidak terlepas dari upaya penanganan inflasi yang selama ini telah dilakukan, “Inflasi Kota Cirebon yang rendah dipengaruhi kegiatan operasi pasar yang sudah dilakukan di beberapa daerah. Setiap hari Senin juga kami ikut rapat internal dengan Kemendagri untuk melaporkan pergerakan harga komoditas yang telah kami survey di 4 Pasar yaitu Pasar Kramat, Pasar Kanoman, Pasar Pagi, dan Pasar Jagasatru. Daging sapi menjadi komoditas penyumbang inflasi pada bulan Oktober yang disebabkan kenaikan kurs dollar sehingga sangat berpengaruh pada pasokannya yang banyak diperoleh dari impor. Untuk beras, dari hasil survey, memang ada kenaikan yang disebabkan kenaikan harga gabah. Pasokan beras diperoleh dari distributor di Kuningan, Indramayu, Majalengka, Sindang Laut, Jawa Tengah, dan Bedulan,” ujar Martini.
Tidak jauh berbeda dengan keterangan DKUKMPP, Emi dari DKPPP menyampaikan kondisi ketersediaan pasokan pangan dan tingkat inflasi di Kota Cirebon saat ini aman bahkan inflasinya terendah dari tujuh kota yang dijadikan patokan perhitungan inflasi di Jawa Barat. “Kota Cirebon bukan merupakan kota produksi pangan, sekitar 95% pasokan pangan berasal dari luar kota. Inflasi rendah di Cirebon dipacu oleh ketersediaan pasokan dari wilayah sekitar yaitu Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kabupaten Cirebon, sehingga meskipun bukan daerah produsen, namun pangan tetap aman dan bahkan surplus. DKPPP juga mengadakan Gelar Pangan Murah (GPM) dengan anggaran dari DKPP pusat selama bulan November dengan harapan inflasi bulan Desember bisa turun. Rencana terdekat akan mengadakan kerja sama antar daerah untuk mengatasi kriris pangan, sehingga jika ada pangan yang langka, Kota Cirebon bisa diprioritaskan,” tambah Elmi. (SD)