Kanwil III Menghadiri Rilis Berita Pertumbuhan Perekonomian dan Ketenagakerjaan Jawa Barat Triwulan III-2024
Bandung (5/11) – Kepala Bidang Kajian dan Advokasi Kanwil III KPPU, Mansur menghadiri Undangan Rilis Berita Statistik BPS Provinsi Jawa Barat bertempat di Aula BPS Lantai 5 dengan materi Pertumbuhan Perekonomian dan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Barat Triwulan ke III. Turut hadir dalam kegiatan ini para Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat dan Instansi Vertikal yang berada di Jawa Barat.
Berita Rilis Statistik Provinsi Jawa Barat disampaikan langsung oleh Kepala BPS Provinsi Jawa Barat, Darwis Sitorus. Kinerja Ekonomi Jawa Barat triwulan III-2024 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 0,49 persen (q-to-q), 4,91 persen (y-on-y) dan 4,93 persen (c-to-c). Untuk Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Agustus 2024 tercatat sebesar 67,71 persen naik dibandingkan Agustus 2023 dengan nilai TPAK sebesar 66,49 persen. Terjadi penyerapan tenaga kerja sebanyak 0,91 juta orang sepanjang periode Agustus 2023-Agustus 2024.
Menanggapi data pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tersebut, Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Barat, Yuke Mauliani Septina menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi 4,91 persen (y-to-y) ini jauh dari target yang telah ditetapkan Jawa Barat sebesar 5,67 persen. Berdasarkan kondisi ini, diharapkan kolaborasi dan masukan dari berbagai pihak, untuk membantu pemerintah dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Barat lebih maksimal.
Dalam kesempatannya, Mansur memberikan tanggapan terkait saran dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat. Salah satu usulan tersebut yakni dengan memfasilitasi Usaha Kecil Mikro (UKM) melakukan kemitraan dengan investor yang masuk di Jawa Barat. Saat ini, Jawa Barat berada pada peringkat pertama realisasi investasi PMA dan peringkat kedua investasi PMDN secara nasional, namun tingginya nilai investasi ini tidak berbanding lurus dengan peningkatan tenaga kerja dan pelibatan UKM dalam kemitraan usaha. Keterlibatan UKM dalam kemitraan usaha dengan pelaku usaha besar saat ini, masih sangat rendah yaitu baru di angka 4,1 persen. (SD)