Peningkatan Sinergitas Menjelang Nataru, Kanwil III KPPU Diskusi dengan Disperindag Jabar terkait Harga Komoditas Pangan

Peningkatan Sinergitas Menjelang Nataru, Kanwil III KPPU Diskusi dengan Disperindag Jabar terkait Harga Komoditas Pangan

Bandung (9/12) – Dalam rangka peningkatan sinergitas antar lembaga dalam pengawasan persaingan usaha, Kepala Bagian Kajian dan Advokasi Kanwil III KPPU, Mansur, bersama tim melakukan diskusi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (Disperindag Jabar) yang diwakili oleh Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Eem Sujaemah di Kantor Disperindag Jabar.

Mansur menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang selama ini telah terjalin antara Kanwil III dengan Disperindag Jabar. KPPU Kanwil III dan Disperindag Jabar telah banyak melakukan kegiatan bersama dalam rangka pengawasan harga komoditas pangan maupun identifikasi perilaku pelaku usaha di Jawa Barat. “Disperindag adalah mitra strategis Kanwil III yang selama ini sudah terjalin sangat baik. Implementasinya dapat terlihat dari adanya tukar menukar informasi dan ide terkait pengawasan perilaku pelaku usaha di Jawa Barat. Bentuk pengawasan yang saat ini dilaksanakan oleh Kanwil III yaitu kajian analisis penyumbang inflasi yang bertujuan memetakan pola distribusi komoditas pangan dan identifikasi perilaku pelaku usaha, apakah ada potensi persaingan usaha tidak sehat yang menyebabkan kenaikan harga pangan,” ujar Mansur.

Eem mengakui Disperindag sejak dulu telah sering melaksanakan kegiatan bersama dengan Kanwil III. Adapun antisipasi kenaikan harga menjelang Natal dan Tahun Baru, Disperindag Jabar telah mengadakan rapat koordinasi pasokan pangan dengan 27 Kota/Kabupaten se-Jabar. Jawa Barat merupakan daerah penghasil komoditas pangan yang beragam seperti beras, cabai, daging ayam ras, telur, gula, bawang merah, minyak kelapa. Dilakukan pemantauan harga setiap harinya untuk 20 komoditas pangan. Dari hasil pemantauan harga, terdapat kenaikan harga telur yang saat ini mencapai Rp32.000/kg. “Kenaikan harga telur ini disebabkan oleh 3 hal yaitu yang pertama menjelang nataru permintaan meningkat, yang kedua, telur banyak disalurkan untuk bansos di daerah Cianjur yang terkena gempa, yang terakhir adanya kenaikan harga pangan. Komoditas lainnya sampai saat ini harganya masih relatif stabil,” imbuh Eem.

Agenda terdekat adalah akan launching Pusat Distribusi Pangan (PDP) di daerah Cilandak, Cibatu, Purwakarta. Ada 2 gudang yang akan dikelola BUMD Jabar yaitu PT Agro Jabar yang bertujuan untuk memotong rantai distribusi 12 bahan pokok “Untuk tahun pertama hingga kelima, program PDP akan fokus pada beras, kedelai, minyak goreng dan gula. Jika sudah ada cold storage, akan dikembangkan untuk komoditas cabai dan bawang merah. Saat ini juga di Subang juga terdapat 5 Sistem Resi Gudang (SRG) serta 13 SRG swasta yang luas dan menjual benih padi ke seluruh Indonesia. Petani bisa menyimpan gabah ke SRG dan mendapatkan pinjaman sebesar 70% dari nilai gabah yang disimpan. Hal itu sangat menguntungkan petani beras,” tambah Eem. (SD)