KPPU Terima Kunjungan World Bank

KPPU Terima Kunjungan World Bank

Jakarta (7/6) – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menjadi salah satu narasumber dalam penelitian bidang persaingan usaha oleh World Bank. Terkait hal tersebut, Anggota KPPU Eugenia Mardanugraha dan Rhido Jusmadi menerima dua Ekonom World Bank yakni Mochamad Pasha dan Seidu Dauda, dalam kunjungannya ke Kantor KPPU di Jakarta, hari ini, 7 Juni 2024, yang juga didampingi oleh Direktur Ekonomi Mulyawan Ranamanggala dan Staf Ahli Unsur Pembantu Komisi Bidang Ekonomi Daniel Agustino.

Pertemuan yang diinisiasi oleh World Bank ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan World Bank Consultation Forum on Long-Term Growth and Competitiveness yang diselenggarakan pada 13 Mei 2024 lalu. Disampaikan bahwa pihak World Bank ingin memperdalam soal Indeks Persaingan Usaha yang disusun oleh KPPU. Selain itu, World Bank juga hendak menggali lebih dalam terkait peran kebijakan persaingan usaha dalam meningkatkan daya saing serta kontribusi Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dalam pertemuan, Eugenia menyampaikan bagaimana Indeks Persaingan Usaha yang diinisiasi oleh KPPU sejak tahun 2012 hingga 2017 dan survei mulai dilaksanakan sejak 2018. Berdasarkan Indeks Persaingan Usaha tahun 2023, sektor-sektor ekonomi yang secara konsisten memiliki nilai indeks persaingan usaha yang rendah adalah konstruksi, pertambangan dan penggalian, pengadaan air dan limbah, serta pengadaan listrik dan gas. “Sektor-sektor ini sebagian besar dikuasai oleh badan usaha milik negara (BUMN) atau badan usaha milik daerah (BUMD),” jelas Eugenia. Lebih lanjut, Eugenia menyampaikan bahwa ke depannya bentuk kerja sama antara KPPU dengan World Bank dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas indeks persaingan usaha.

Sebagai penutup, Seidu Dauda menyampaikan bahwa pihaknya melakukan penelitian di lebih dari 20 negara, termasuk Indonesia, mengenai tingkat persaingan sehat di sebuah negara. Penelitian ini tidak termasuk negara ekonomi cepat seperti Amerika Serikat dan negara berpenduduk terpadat di dunia seperti China dan India. “Dari penelitian, ada hal menarik yang kami temukan di Indonesia. Seperti aturan persaingan usaha di Indonesia lebih banyak dari China, dengan pemain yang terbatas. Hal ini akan kami dalami lebih jauh,” katanya.