KPPU Awasi Kemitraan Kelapa Sawit di Riau

Pekanbaru- KPD KPPU Batam mengadakan Forum Diskusi terkait dengan kajian yang tengah dilakukan oleh KPD KPPU Batam yaitu kemitraan pada perkebunan kelapa sawit Provinsi Riau dan Provinsi Jambi. Forum Diskusi tersebut dilaksanakan di Pekanbaru pada Kamis (13/11) yang lalu.
Hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya adalah Direktur Pengkajian, Kebijakan dan Advokasi KPPU Pusat, asosiasi petani kelapa sawit, beberapa perwakilan dari pabrik kelapa sawit dan Dinas Perkebunan Provinsi Riau. Dalam pemaparannya Kepala Kantor Perwakilan Daerah (KPD) KPPU Batam menyampaikan bahwa saat ini KPPU berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap kemitraan yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2013, oleh karena itu KPPU berharap setiap pihak mengetahui tentang PP tersebut. “KPPU memiliki wewenang untuk melakukan pengawasan, memberikan sanksi, melakukan pemeriksaan dan mengeluarkan putusan terkait dengan kemitraan” terang Lukman.
Sejalan dengan itu Rusdi, Kepala Seksi Promosi dan Pemasaran Hasil Perkebunan Bidang P2HP, Dinas Perkebunan Provinsi Riau, menyampaikan kondisi aktual kemitraan yang dilakukan oleh petani dengan perusahaan perkebunan. Rusdi menyampaikan kemitraan sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak dalam menjalankan kegiatan usahanya, “Kemitraan Inti-Plasma sudah terbukti dapat meningkatkan pendapatan pekebun karena dalam kemitraan pengelolaan kebun dilakukan secara bersama antara pekebun dengan mitra sehingga kualitas dan kuantitas produksi cukup baik dan dihargai dengan harga yang dilindungi oleh Pemerintah” ujar Rusdi.
Kondisi tersebut juga diamini oleh Setiyono Ketau ASPEKPIR Provinsi Riau, secara umum kerjasama antara petani dan perusahaan banyak memberikan manfaat kepada petani, selain menularkan ilmunya perusahaan pula menampung hasil produksi tanaman petani. “kerjasama kemitraan antara petani dan perusahaan ini sangat baik sekali dilaksanakan, saya menganjurkan bagi petani untuk tidak keluar dari kerjasama sehingga kita tetap terlindungi”, Setiyono juga menjelaskan, memang ada terkadang ada gesekan antara petani dan perusahaan, namun hal tersebut masih dapat diatasi dengan musyawarah bersama.
Rafmen selaku Head CSR Asian Agri Group dalam kesempatan yang sama menyampaikan pula bahwa kondisi kemitraan di perusahaannya berjalan dengan sangat baik, hal ini dikarenakan oleh keterbukaan yang dilakukan oleh kedua belah pihak dan komunikasi yang intensif dilakukan. “kondisi kemitraan di Asian Agri sangat kondusif” ungkap Rafmen.
Kondisi kemitraan perkebunan kelapa sawit Generasi I berjalan dengan baik dan harmonis meskipun pada awalnya petani tidak betah sehingga meninggalkan lokasi pengembangan. Kemitraan Generasi II menjadi tugas berat semua pihak agar tidak terbentuk kantong-kantong kemiskinan baru sehingga diharapkan pemerintah pusat mencetuskan terobosan-terobosan dalam percepatan peremajaan kelapa sawit plasma agar kemitraan yang terjalin selama ini tetap berlanjut  di Generasi II tanaman kelapa sawit.