KPPU Awasi Bawang Putih

KPPU.go.id – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) saat ini sedang fokus terhadap pergerakan harga sejumlah komoditas pangan di Indonesia. Setelah beberapa waktu yang lalu persoalan daging mencuat, sekarang KPPU fokus melakukan pengawasan terhadap bawang putih menanjak sangat signifikan. Beberapa persoalan yang menyangkut komoditas pangan biasanya terkait dengan kartel, dan pada posisi ini KPPU tidak akan tinggal diam.
“Kartel adalah penghancuran secara sistemik perekonomian Indonesia dan ancaman kesejahteraan masyarakat. Apalagi, negeri ini selalu bergelut dengan bawang, cabai, daging setiap tahun dan membuat panik masyarakat,” kata Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Nawir Messi, saat melakukan Diskusi Persaingan Usaha KPPU dan Media Massa “Kartel dan Ancaman Kesejahteraan”, di Surabaya, Kamis, (14/03).
Khusus untuk bawang putih, Nawir mengungkapkan bahwa dugaan kartel dipicu adanya beragam kenaikan harga komoditas yang berbeda cukup jauh dibandingkan dengan harga normal sebelumnya. Bulan lalu harga bawang putih nasional Rp 15.000 per kilogram, namun sekarang menjadi Rp 85.000 – Rp 90.000 per kilogram.
“Di samping itu di sejumlah daerah Jatim ada yang menjual bawang putih mencapai Rp100.000 per kilogram. Bahkan, kami dengar di Terminal Peti Kemas Surabaya ada sekitar 390 kontainer bawang putih tertahan,” ujar Nawir Mesi.
“Setelah diskusi ini, Saya dan Komisioner KPPU akan langsung sidak ke Terminal Peti Kemas Surabaya. Saya harapkan teman – teman media bisa ikut serta dengan kami”, ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Komisioner KPPU Syarkawi Rauf, menjelaskan ada baiknya tata niaga pertanian di Indonesia bisa diatur lebih baik agar tidak mengorbankan masyarakat terutama kalangan petani.
“Secara umum, komoditas pertanian menjadi salah satu fokus sektor strategis KPPU pada lima tahun mendatang,” katanya.
Di samping itu, sektor keuangan terutama perbankan juga menjadi fokus strategis KPPU supaya mengantisipasi kartel perbankan. Apalagi, selama ini 70 persen pembiayaan masyarakat disalurkan oleh kalangan perbankan.
Syarkawi Rauf juga menginginkan agar teman – teman media di Surabaya bisa menjadi “watch dog” dalam membantu KPPU mengawasi kebijakan persaingan di Surabaya. “Bahkan kalau perlu teman- teman wartawan ini bisa buat grup Competition Watch”, ujarnya. (nsa)