Suku Bunga Tinggi Industri Perbankan Indonesia
Jakarta. Inefisiensi pada industri perbankan terlihat dari masih tingginya suku bunga kredit, hal tersebut terlihat dari Indikator BOPO dan NIM perbankan Indonesia. “Persiapan efisiensi industri perbankan menjadi wajib untuk diperhatikan mengingat 2 tahun lagi kita akan menuju ASEAN Community”, Ketua KPPU menyampaikan dalam dialog KPPU pada Rabu, 13 Maret 2013.
Dialog yang diselenggarakan KPPU dengan mengundang Kadin, YLKI, BI, dan Pengusaha Perbankan, diselenggarakan sebagai upaya KPPU melakukan monitoring dan mengumpulkan dasar penilaian mengenai iklim persaingan usaha dalam industri perbankan dan dampak nya terhadap sektor riil.
Dalam dialog yang menghadirkan komisioner-komisioner KPPU, disampaikan bahwa kondisi perbankan di Indonesia dimungkinkan dipengaruhi oleh dua faktor, yakni adanya struktur pasar yang memunculkan market leader, sehingga penentuan suku bunga mengacu pada market leader. Kemungkinan kedua adanya struktur yang terekayasa melalui praktik kartel.
Kemungkinan yang dimunculkan terlihat dari tingginya margin atas selisih bunga simpanan dan bunga pinjaman. Hal tersebut sangat berbeda jika dibandingkan dengan beberapa Negara lain seperti Laos yang memiliki karakter sama dengan Indonesia, dapat menekan suku bunga kreditnya.(MKS)