KPPU Awasi Produsen DOC dan Pola Kemitraan di Wilayah Kaltim

BALIKPAPAN – Dalam dunia usaha, mencari keuntungan besar adalah tujuan pelaku usaha. Namun bila ditempuh dengan praktik monopoli tentu melanggar aturan.
Baru-baru ini, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Balikpapan menjadi narasumber di pertemuan koordinasi perunggasan, Senin (15/6) lalu. siap menerima laporan adanya monopoli usaha di bidang pembibitan anak ayam atau day old chick (DOC) dan masalah kontrak pola kemitraan antara perusahaan inti dengan petani plasma.
Kepala Kantor Perwakilan KPPU Balikpapan Akhmad Muhari akan mempelajari laporan-laporan yang masuk tersebut. Jika memang ada unsur persaingan usaha yang tidak sehat, maka pihaknya bakal mengambil tindakan tegas.
“Ada undang-undang dan perkom yang mengatur, kalau itu benar tentu akan kami tindak sesuai prosedur,” katanya saat di pertemuan koordinasi perunggasan di Kantor Dinas Peternakan Kaltim, Senin (15/6).
KPPU, kata dia, bakal memantau produsen DOC yang beroperasi di Kaltim serta mengawasi tentang pola kemitraannya. Di luar itu, dia mengatakan lembaganya membuka lebar pintu aduan masyarakat bila menemukan indikasi monopoli usaha. Hanya saja, setiap laporan yang masuk akan ditelaah terlebih dahulu sebelum dilakukan tindakan lebih lanjut.
“Setiap laporan belum tentu benar, kalau memang ada unsur monopoli, tentu akan diambil tindakan tegas. Jadi kami pelajari dulu,” sebut pria berkacamata ini.
Sementara itu, Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia wilayah Kaltim meminta keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan mengacu kepada permintaan pasar. Hal ini dikatakan oleh Sekjen Pinsar Indonesia wilayah Kaltim, Zamroni Yusro.
Tahun ini, sebut dia, produksi DOC lokal mencapai 223 ribu ekor/hari. Belum lagi kiriman dari luar daerah mencapai 25.800 ekor/hari.
“Padahal daya serap pasar hanya 160.500 ekor/hari. Artinya setiap hari mengalami surplus 88.300 ekor. Ini berakibat harga DOC tidak stabil,” jelasnya.
Jumlah produksi DOC, kata dia, diramalkan akan terus bertambah. Sebab perusahaan breeding dan hatchery telah memberi isyarat untuk menambah kapasitas produksi. Bila tak diimbangi dengan peningkatan konsumsi, maka harga di pasar akan semakin jatuh.
Diakuinya, bisnis DOC merupakan bisnis yang berisiko tinggi, sebab selain risiko kematian, pelaku usaha juga dihadapkan pada fluktuasi harga daging ayam. Dia mengungkapkan beberapa tahun terakhir, harga ayam broiler sering di bawah harga produksi. Akibatnya banyak perusahaan yang bermodal pas-pasan terpaksa gulung tikar.
“Kejadian ini tidak ingin kami ulangi lagi, karena itu peningkatan kapasitas harus diperhatikan juga serapan yang ada,” harapnya.