KPPU – UNIBRAW Menggelar Kuliah Perdana bagi 1000 Mahasiswa Baru

Malang — KPPU dan Universitas Brawijaya menyelenggarakan kegiatan Kuliah Perdana bagi mahasiswa baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, Senin (28/09/2015). Kuliah Perdana yang mengangkat tema “Menyongsong Perekonomian Indonesia yang Maju dan Stabil Melalui Persaingan Usaha Sehat” ini  dihadiri oleh Ghozali Maski (Wakil Dekan I FEB), Ananda Sabil (Dosen FEB), seluruh Jajaran FEB. serta sekitar 1000 (seribu) mahasiswa baru. Sementara dari pihak KPPU berperan sebagai narasumber adalah Sukarmi (Komisioner KPPU), Aru Armando (Kepala KPD Surabaya), serta Dendy R. Sutrisno (Kepala Bagian Kerja Sama Dalam Negeri).
Pada kegiatan tersebut, Aru menyampaikan materi mengenai peran Kantor Perwakilan Daerah KPPU dalam melakukan reformasi pasar, internalisasi prinsip persaingan melalui sarana Competition Checklist. Dijelaskan bahwa KPD dalam hal ini memiliki peran strategis terkait upaya KPPU untuk melakukan reformasi pasar. Pada hakikatnya reformasi pasar merupakan upaya untuk menjadikan pasar menjadi lebih kompetitif. saat ini kondisi pasar cenderung berada pada pasar oligopolis, pasar hanya dikuasai oleh segelintir pelaku usaha. Untuk itu perlu dilakukan intervensi melalui kebijakan.
Sejalan dengan hal itu, dijelaskan bahwa KPPU telah mengembangkan suatu alat atau mekanisme yang dinamakan Competition Checklist (daftar periksa kebijakan persaingan). Dengan adanya competition checklist diharapkan peraturan atau regulasi yang dikeluarkan mengadopsi prinsip persaingan usaha yang sehat. Bahkan saat ini KPD Surabaya telah dipercaya oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk terlibat secara aktif dalam pembahasan Peraturan Daerah di wilayah kerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Pada sesi berikutnya, selain menjelaskan mengenai tugas dan wewenang KPPU serta impelementasi UU No. 5/1999, Sukarmi juga menyampaikan materi mengenai perekonomian Indonesia yang maju dan stabil melalui persaingan usaha yang sehat. Dijelaskan pula tentang kondisi ekonomi global saat ini dimana penurunan pertumbuhan perekonomian Indonesia ditambah dengan nilai tukar rupiah yang mengalami depresiasi sehingga menyebabkan pelemahan daya saing nasional. Kondisi seperti ini menuntut Indonesia harus meningkatkan daya saingnya dengan melakukan optimalisasi keunggulan komparatif yang dimiliki.