Kinerja Keuangan Telkom Tertopang Bisnis Digital
Perseroan sedang mempersiapkan bisnis digital untuk menjadi mesin pertumbuhan di masa mendatang.
Era bisnis digital. Hal itu juga yang terlihat pada PT Telkom Indonesia. Laporan keuangan perusahaan telekomunikasi pelat merah ini menanjak pada semester pertama lalu salah satunya ditopang oleh lini usaha tersebut.
Direktur Keuangan Telkom Harry M. Zen mengatakan, pada enam bulan pertama 2016, perseroan membukukan pendapatan Rp 56,45 triliun atau tumbuh sekitar 15,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 48,84 triliun. (Baca juga: Dugaan Persaingan Tidak Sehat, KPPU Periksa Indosat dan Telkomsel).
Perusahaan ini juga membukukan EBITDA Rp 28,80 triliun atau tumbuh 22,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 23,46 triliun. Adapun laba bersihnya naik 33,3 persen menjadi Rp 9,93 triliun, naik dari 2015 yang baru Rp 7,45 triliun.
Menurut Harry, bisnis data, internet, dan IT Services menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan tersebut. Ketiga bisnis digital ini tercatat tumbuh 50,7 persen dengan kontribusi Rp 22,64 triliun atau 40,1 persen dari total keseluruhan pendapatan Telkom.
“Pertumbuhan pada pendapatan Data, internet, IT Services tidak terlepas dari perluasan infrastruktur fiber optic dan BTS (Base Transceiver Station) 3G/4G,” kata Harry saat Investor Day di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 4 Agustus 2016.
Hal ini, Harry melanjutkan, sesuai arah strategi perusahaan menuju digital company. Perseroan juga sedang mempersiapkan bisnis digital untuk menjadi mesin pertumbuhan di masa mendatang. (Lihat pula: Praktik Persaingan Tak Sehat, KPPU Panggil Indosat dan Telkomsel).
Pertumbuhan pendapatan dari bisnis data, internet, dan IT Services ini tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan jumlah konsumen. Saat ini, pelanggan seluluer meningkat menjadi 157,39 juta pengguna atau tumbuh sebesar 9,2 persen.
Pelanggan broadband juga tumbuh cukup signifikan, ditandai dengan meningkatnya pelanggan mobile internet yang tumbuh 48,2 persen menjadi 49,85 juta pengguna dan pelanggan fixed broadband tumbuh 15,7 persen menjadi 4,3 juta pengguna, termasuk di antaranya 1,5 juta pelanggan indiHome.
Harry mengklaim pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan kualitas dan jangkauan layanan jaringan. Hal ini ditandai dengan penambahan sebanyak 15.384 BTS, sekitar 90 persen merupakan BTS 3G/4G. Ke depan, Telkom terus menambah infrastruktur yang untuk menunjang layanan yang berkualitas.
Sementara itu, beban perseroan juga mengalami peningkatan 8,5 persen, atau lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan. Beban perusahaan meningkat dari Rp 33,72 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 36,57 triliun. Beban operasional dan pemeliharaan menjadi kontributor utama kenaikan beban Telkom, yang meningkat 14,6 persen menjadi Rp 16,17 triliun.
“Peningkatan beban operasional dan pemeliharaan sejalan dengan percepatan pembangunan infrastruktur jaringan, baik pada usaha mobile maupun fixed-line dalam upaya mendorong pertumbuhan bisnis digital,” ujar Harry.
Sumber: Katadata