Presiden Ingatkan BUMN jangan Monopoli Proyek
JAKARTA, headlinejabar.com
Presiden Joko Widodo meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ketika mengerjakan suatu pekerjaan di daerah agar merangkul pengusaha lokal, tidak dimonopoli oleh BUMN itu sendiri.
“Saya titip ke BUMN, yang bangun di daerah, rangkullah pengusaha lokal. Ajak semuanya jadi subkontraktor. Jangan dikerjakan sendiri. Ekonomi kita gotong-royong, jangan sampai semua dipegang oleh BUMN,” ucap Presiden Jokowi ketika memberikan sambutan pada Silaturahmi dan Dialog Nasional Ikatan Senior HIPMI Indonesia (ISHI), Sabtu (27/8/2016).
Selain meminta BUMN merangkul pengusaha daerah, Presiden juga menjelaskan alasan mengapa pemerintah ingin membangun super holding BUMN.
“Ke depan kita juga ingin membangun super holding BUMN, karena tanpa itu, setiap tahun harus disuntik modal, disubsidi. Menurut saya, kalau negara lain bisa, kita harus bisa,” ujar presiden.
Presiden mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia bukan sesuatu yang ringan terhadap situasi ekonomi global tengah tidak menentu, dimana banyak negara mengalami pertumbuhan minus 2 persen atau minus 3 hingga minus 5 persen.
Di sisi lain, kompetisi antar negara dan kompetisi antara kawasan sudah tidak terhindarkan lagi. Oleh karenanya pemerintah terus berkomitmen untuk mendorong adanya keterbukaan dan kompetisi di negeri ini.
“Setelah saya pelajari, orang kita kalau diberi kompetitor justru bergerak dengan sepenuh tenaga, yang diberi fasilitas, subsidi, dimanjakan justru tak berkembang,” ucap Jokowi.
Presiden menjelaskan bagaimana kompetisi di perbankan telah mendorong bank-bank BUMN menjadi lebih efisien. Saat belum memiliki pesaing, bank-bank BUMN pada pukul 13.00 sudah tutup.
Tapi begitu kompetisi dibuka, pelayanan dituntut menjadi lebih baik, sehingga tidak jarang pegawai bank-bank BUMN baru menyelesaikan pekerjaan pada pukul 22-23.
Bahkan bank-bank BUMN tersebut mendapat keuntungan yang lebih baik saat diberikan pesaing. “Inilah kalau kita dampingi dengan kompetisi. Kalau tidak, ya tadi begitu,” ujar dia.
Demikian pula dengan SPBU Pertamina ketika pada tahun 1975-1990 suasananya kumuh. “Begitu dikompetisikan, kita lihat pompa bensin milik kita perbaiki diri. Seragam semua, karena merasa ada yang saingi. Saya kira psikologis seperti itu,” ujar Presiden Jokowi.
Maskapai penerbangan Garuda pun mengalami hal yang sama. Dahulu, kata Presiden, ketika hanya ada Garuda dan Merpati, pelayanan tidak diperhatikan, kondisi loket tidak dirawat dengan baik.
“Sekarang begitu dibuka persaingan, loket menjadi lebih, pramugari juga melayani dengan baik. Ini kalau dikompetisikan,” kata Jokowi.
Tampak hadir pada acara ini, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan juga para tokoh yang pernah berkiprah di HIPMI.(*)
Reporter : Yusuf Stefanus
Editor : Dicky Zulkifly
Sumber: headlinejabar.com