Diskusi KPPU Kanwil III dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Terkait Harga Komoditas Telur

Diskusi KPPU Kanwil III dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Terkait Harga Komoditas Telur

Bandung (12/11) – Kepala Bidang Kajian dan Advokasi KPPU Kanwil III, Shobi Kurnia melakukan diskusi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat (DKPP Jabar) terkait penyebab rendahnya harga telur di Jawa Barat di Kantor DKPP Jabar.

“Sejak bulan Oktober 2021, Kanwil III melakukan pemantauan harga komoditas telur di Jawa Barat yang mengalami penurunan harga secara signifikan. Meskipun di bulan November ini harga telur mulai perlahan naik, namun KPPU Kanwil III masih melakukan pemantauan dan ingin diskusi dengan DKPP untuk mengetahui penyebab fluktuasi harga tersebut,” ujar Shobi.

Kepala Bidang Produksi Peternakan DKPP Jabar, Aida Rosana, menyatakan DKPP juga melakukan pemantauan harga komoditas telur dan mencari penyebab dari permasalahan tersebut.

Dalam pemaparannya, Aida menjelaskan beberapa hal penyebab penurunan harga komoditas telur di Jawa Barat tahun 2021:

  1. Tahun 2021 masih dalam masa pandemi COVID-19 sehingga kurangnya daya serap oleh masyarakat.
  2. Terjadinya oversupply telur akibat daya beli masyarakat yang kurang, tutupnya industri makanan, hotel, restoran dan katering (horeka) serta terhambatnya distribusi pangan akibat pemberlakukan PPKM.
  3. Pada Januari 2021, terjadinya peningkatan produksi telur khususnya di Jawa Tengah dan berimbas ke daerah di perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat sebagai daerah pemasaran.
  4. Pada bulan Mei – Juli 2021 pasca libur Idul Fitri, tingkat kasus kematian akibat COVID-19 sangat tinggi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap berbagai usaha termasuk usaha di bidang peternakan.
  5. Periode Agustus 2021 adalah puncak produksi telur layer (ayam petelur). Dengan teknologi dan perbaikan genetik dan pakan, produksi telur bisa mencapai 420 butir/ekor/siklus produksi, dibandingkan tahun sebelumnya yang rata-rata puncak produksi yaitu 350-400 butir/ekor/siklus produksi, sehingga terjadi kenaikan produksi. Demikian juga masa umur afkir saat ini bisa mencapai umur 100 minggu, lebih lama dibandingkan sebelumnya rata-rata afkir yaitu 83 minggu.
  6. Adanya peralihan peternak ayam pedaging ke peternak ayam petelur.
  7. Integrator/perusahaan besar yang melakukan usaha dari hulu ke hilir sehingga dapat menjual harga telur rendah di bawah HPP.

Sedangkan perkembangan harga telur ayam ras periode Januari s/d November 2021 di Provinsi Jawa Barat adalah:

Setelah mendapatkan penjelasan, KPPU Kanwil III mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif terkait penyebab penurunan harga komoditas telur di Jawa Barat. (Sandra)