Diskusi dengan Disdaginkop Kota Serang terkait Komoditas Pangan Penyumbang Inflasi

Diskusi dengan Disdaginkop Kota Serang terkait Komoditas Pangan Penyumbang Inflasi

Serang (10/11) – Kepala Bagian Administrasi Kanwil III KPPU, Yully Asianto, bersama tim melakukan diskusi dengan Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi (Disdaginkop) Kota Serang yang diwakili oleh Sekretaris Dinas, Ahmad Yani dan Kepala Bidang Perdagangan, Sukanta. Yully menyampaikan tujuan diskusi ini adalah untuk mengetahui data dan informasi terkait komoditas pangan penyumbang inflasi di Kota Serang periode semester kedua tahun 2022. Adapun dari data BPS, Kota Serang termasuk salah satu kota penilaian IHK di Provinsi Banten.

Sekdin Disdaginkop menyambut baik maksud dan tujuan KPPU, “Kota Serang bukan merupakan daerah produsen pangan, sehingga masih tergantung ke daerah lain untuk pemenuhan kebutuhannya, kecuali komoditas beras yang masih dapat diperoleh dari daerah sentra produksi beras lokal di Kota Serang. Terkait penanganan inflasi, pihaknya sudah menerapkan strategi 4K yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif,” ujar Ahmad.

Ditambahkan oleh Kabid Perdagangan, Disdaginkop melakukan pemantauan rutin untuk bapokting di 3 pasar yaitu Pasar Rau, Pasar Lama, dan Pasar Kepandea Kota Serang. “Kami tergabung dalam tim TPID Kota Serang dan melakukan koordinasi dengan instansi lain termasuk BPS yang melakukan perhitungan angka inflasi. Salah satu cara yang dilakukan untuk menekan inflasi di Kota Serang adalah dengan operasi pasar di 18 Kelurahan di Kota Serang bekerja sama dengan distributor yang memberikan harga promo untuk komoditas beras, tepung terigu, minyak goreng, dan mie instan. Sembako yang dijual di operasi pasar murah, habis dibeli masyarakat setempat,” tambahnya.

Komoditas penyumbang inflasi pada semester II tahun 2022 di Provinsi Banten meliputi komoditas cabai, daging sapi, telur ayam, dan beras. Sukanta menjelaskan bahwa cabai masih didatangkan dari Jawa Tengah, telur ayam dari Curug dan Lampung, serta daging sapi dari Jawa, sedangkan beras masih bisa dipenuhi dari sentra beras lokal. “Kami telah menghimbau para distributor pangan di Kota Serang untuk dapat melakukan kerja sama antar distributor pangan di daerah lain, agar dapat memotong rantai distribusi sehingga berdampak harga pangan bisa menjadi lebih murah,” ujar Sukanta.

Hari besar keagamaan dan tradisi masyarakat daerah berpengaruh juga terhadap tingkat inflasi. Sebagai contoh sambal buroq merupakan kuliner khas Kota Serang yang wajib ada untuk memeriahkan peringatan Hari Maulid Nabi Muhammad berbahan utama kulit tangkil atau kulit melinjo. Hari biasa harga kulit tangkil atau kulit melinjo umumnya berkisar 3.000-5.000/kg, namun menjelang peringatan Maulid Nabi, harganya mencapai 15.000/kg. Sehingga pada periode November 2022, kulit tangkil atau kulit melinjo termasuk salah satu komoditas penyumbang inflasi di Kota Serang. (SD)