Kanwil III KPPU dan DKPP Kabupaten Indramayu Melakukan Diskusi dan Survey Bersama ke Penggilingan Beras

Kanwil III KPPU dan DKPP Kabupaten Indramayu Melakukan Diskusi dan Survey Bersama ke Penggilingan Beras

Indramayu (16/12) – Kepala Bidang Kajian dan Advokasi Kanwil III KPPU Mansur dan tim melakukan diskusi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu yang diwakili oleh Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, Heru Purwanto untuk mengetahui produksi, ketersediaan dan perkembangan harga gabah dan beras serta kendala yang dihadapi di industri perberasan di Indramayu.

Dalam diskusi tersebut, Mansur menyampaikan saat ini Kanwil III KPPU sedang melakukan kajian industri perberasan sebagai salah satu komoditas penyumbang inflasi di Jawa Barat. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan kajian tersebut, Kanwil III memandang penting dilakukannya diskusi dengan DKPP Kabupaten Indramayu dalam rangka mendapatkan informasi yang lengkap terkait kondisi riil industri perberasan.  “Saat ini kami sedang melakukan kajian industri perberasan sebagai salah satu komoditas penyumbang inflasi dan butuh informasi terkait produksi, ketersediaan dan perkembangan harga gabah dan beras dari daerah sentra produksi seperti Kabupaten Indramayu,” ujar Mansur.

Diskusi dengan DKPP

Heru dalam menanggapi hal tersebut menjelaskan bahwa Indramayu memang merupakan sentra produksi beras terbesar di Jawa Barat. Meskipun demikian, dua bulan belakangan ini, terjadi kenaikan harga beras di Kabupaten Indramayu yang disebabkan oleh hukum ekonomi dan kenaikan harga BBM. “Kenaikan harga beras yang terjadi saat ini lebih dipicu faktor mekanisme supply dan demand serta efek dari kenaikan harga BBM. Harga gabah sudah naik di tingkat petani dan diketahui bahwa petani menyimpan pasokan gabah untuk nantinya dijual pada saat harga sudah mulai mengalami kenaikan yaitu pada saat paceklik,” imbuh Heru.

Selesai diskusi, tim dari Kanwil III KPPU bersama DKPP Kabupaten Indramayu melakukan survey langsung ke penggilingan beras di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu. Pemilik salah satu penggilingan beras yaitu PB. Sri Mulya, Suwarno menyatakan bahwa memang harga beras naik karena harga perolehan gabah dari petani juga naik. “Pasokan gabah dari petani masih banyak dan semestinya tidak usah ada impor, hanya tinggal kesanggupan membayar kepada petani sesuai harga yang diminta petani. Petani cenderung menyimpan gabahnya untuk dijual pada saat harga naik,” tambahnya.

Dari diskusi dan survey diperoleh informasi terkait permasalahan dan kendala yang terjadi di lapangan. Hal ini akan menjadi informasi penting untuk kajian yang sedang dilakukan. (mu)