Kenaikan Harga Pakan Menjadi Penyebab Utama Naiknya Harga Daging Ayam dan Telur
Kabupaten Bandung Barat (25/7) – Merespon kenaikan harga komoditas daging dan telur ayam, Kanwil III yang diwakili oleh Mansur selaku Kepala Bidang Kajian dan Advokasi melakukan diskusi terkait penyebab kenaikan harga daging dan telur ayam dengan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat yang diwakili oleh Kepala Bidang Peternakan, Slamet Wahjoeningrat beserta jajarannya.
Disampaikan oleh Slamet bahwa kenaikan harga daging ayam dan telur disebabkan oleh kenaikan harga pakan yang komposisinya mencapai 70% dari biaya produksi ayam dan telur. “Untuk biaya pokok produksi ayam ras diperlukan komponen Day Old Chick (DOC), pakan, obat-obatan, vaksin, sewa kandang, air, pemanas, tenaga kerja, transportasi, dan teknologi. Biaya untuk pakan adalah yang paling besar mencapai 70% biaya produksi, sehingga adanya kenaikan pakan pasti akan berpengaruh pada kenaikan harga ayam. Sedangkan untuk telur, selain kenaikan harga pakan, adanya program penyaluran Bantuan Non Tunai Pemerintah (BNTP) berupa komoditi telur turut berpengaruh pada kenaikan harga telur. Seharusnya kita punya BUMN yang dapat memproduksi baik DOC maupun pakan sehingga tidak tergantung pada integrator,” ujarnya.
Lebih lanjut diskusi membahas panjangnya alur tata niaga ayam dimulai dari panen ayam dari peternak melalui perusahaan inti lalu dijual ke bandar besar/broker kemudian dijual kembali ke bandar sedang, lalu selanjutnya ke pemotongan atau bandar kecil dan terakhir ke pasar/jongko/pengecer. Panjangnya alur tata niaga ini membuat disparitas harga dari peternak ke konsumen semakin besar. (SD)