KPPU Kanwil I Sampaikan Temuan Terkait Bawang Putih dalam Rapat TPID Provinsi Sumatera Utara

KPPU Kanwil I Sampaikan Temuan Terkait Bawang Putih dalam Rapat TPID Provinsi Sumatera Utara

Medan (11/6) – Bertempat di Kantor Gubernur Sumatera, Kantor Wilayah I KPPU yang diwakili oleh Analis Kebijakan Delma Putra dan Chintya Mayangzari menghadiri rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Utara, selasa siang.

Rapat koordinasi ini dipimpin oleh Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumatera Utara Poppy Hutagalung dan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara Yura A Djalins, serta dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Deli Serdang, Kabag Perekonomian Kota Medan, Kabag Perekonomian Kabupaten Deli Serdang, serta sejumlah instansi seperti Bulog, Satgas Pangan Polda Sumut, KPPU, Ditjen Perbendaharaan Negara Kemenkeu, dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah Sumatera Utara seperti Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan Hortikultura, Dinas Perindustrian Perdagangan ESDM, Dinas Perhubungan, Dinas Perkebunan dan Peternakan, dll.

Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumatera Utara Poppy Hutagalung menjelaskan, rapat ini dilakukan sehubungan dengan tingginya angka inflasi Provinsi Sumatera Utara pada Mei 2024 sebesar 4,26% (yoy) melebihi angka inflasi nasional sebesar 2,84% (yoy) dan dalam rangka stabilisasi perkembangan inflasi dengan memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga komoditas pangan strategis menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 H di Sumatera Utara.

“Banyak produksi Sumut yang keluar daerah namun kebutuhan dalam Sumut sendiri belum terpenuhi,” terang Poppy.

Hal senada disampaikan oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara Yura A Djalins. Menurut Yura, realisasi inflasi Sumut pada Mei 2024 berada di atas inflasi nasional. “Pada Mei 2024, Sumut masuk ke dalam 5 besar Provinsi dengan inflasi tahunan tertinggi secara nasional. Komoditas dengan andil terbesar adalah cabai merah dan bawang merah,” jelas Yura.

Dirinya tak menampik bahwa tingginya curah hujan di beberapa wilayah penghasil cabai di Sumatera Utara termasuk banjir di Sumatera Barat yang merupakan pemasok bawang merah ke Sumatera Utara merupakan penyebab naiknya harga komoditas tersebut.

Sementara itu, Analis Kebijakan dari KPPU Delma Putra menyampaikan bahwa saat ini KPPU sedang mengawasi komoditas bawang putih. Dijelaskan bahwa pada hari Senin (10/6) tim KPPU telah melakukan pantauan terhadap komoditas bawang putih di 5 (lima) pasar di Kota Medan. Berdasarkan hasil pantauan, harga bawang putih berkisar antara Rp38.000/kg hingga Rp40.000/kg dan jumlah pasokan bawang putih di pasaran terbilang cukup. Namun hal ini bertolak belakang dengan informasi yang diperoleh dari Pelindo Regional 1 Cabang Belawan yang menyatakan bahwa sejak awal 2024 belum ada aktivitas bongkar bawang putih di Pelabuhan Belawan. Menurutnya diperlukan penelusuran lebih lanjut terkait asal bawang putih yang beredar di pasaran tersebut.

“Apakah bawang putih yang beredar di pasaran tersebut merupakan stok lama yang tersimpan di gudang, atau aktifitas bongkar bawang putih impor dilakukan di Tj Priok kemudian dikirim ke Sumut lewat jalur darat. Itu perlu penelusuran lebih lanjut,” ujar Delma Putra.

Menanggapi informasi tersebut, Kepala Biro Perekonomian Sumatera Utara, Poppy Hutagalung menyampaikan bahwa temuan ini perlu dijadikan catatan untuk ditindaklanjuti.

Pada akhir pertemuan, dibahas mengenai langkah strategis yang perlu dilakukan dalam menghadapi Hari Raya Idul Adha 1445 H, antara lain dengan menggelar Gerakan Pangan Murah dan Gerakan Pasar Murah di beberapa lokasi di Sumatera Utara, serta melakukan kerja sama antar daerah dalam rangka memenuhi kebutuhan pasokan.